
Berapa Suhu Standar Panas Motor Listrik ?
Motor listrik adalah alat yang digunakan untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Perlu anda ketahui bahwa motor listrik memiliki kelas – kelas tersendiri untuk ketahanan terhadap peningkatas suhu atau panas. Mungkin juga kita pernah membaca tulisan insulation class pada name plate motor listrik tersebut, tetapi apakah maksud dari keterangan tersebut. Nah, pada kesempatan kali ini saya bermaksud untuk sharing dan berbagi pengalaman saya tentang standar panas motor listrik. Karena hal ini perlu juga untuk diketahui bagi siapapun yang sering menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya. Terlebih bila menggunakan motor listrik second yang kita tidak tau riwayatnya, terkadang kita jumpai ampere yang tinggi tanpa beban maupun suhu motor listrik panas. Hal inilah yang mendasari saya untuk menuliskan konten tersebut.
Motor listrik memiliki standar panas atau suhu normal tertentu. Hal tersebut untuk menjaga life time dan keawetan komponen – komponen pada motor listrik. Standar panas motor listrik dapat dilihat dari kelas isolasinya atau insulation class. Umumnya insulation class tertera pada name plate motor listrik yang dibuat oleh produsen motor tersebut. Insulation class ini mengelompokkan tingkat ketahanan kawat gulungan kumparan motor listrik pada suhu tertentu. Sehingga sangat penting bagi kita untuk mengetahui seberapa kuat panas yang mampu diaplikasikan pada motor listrik tersebut.

Insulation class atau kelas isolasi dikelompokkan menjadi empat tipe, diantaranya :
- Insulation class A
- Insulation class B
- Insulation class F
- Insulation class H
Insulation class A memiliki standar suhu ruangan (ambient temperature) 40 derajat celcius, peningkatan suhu (rise temperature) yang diperbolehkan saat beban puncak 60 derajat celcius, titik terpanas (hot spot) dalam lilitan 5 derajat celsius. Sehingga maksimal pengoprasian yang diperbolehkan untuk insulation class A sebesar 105 derajat celsius.
Insulation class B memiliki standar suhu ruangan (ambient temperature) 40 derajat celcius, peningkatan suhu (rise temperature) yang diperbolehkan saat beban puncak 80 derajat celcius, titik terpanas (hot spot) dalam lilitan 10 derajat celcius. Sehingga maksimal pengoprasian yang diperbolehkan untuk insulation class B sebesar 130 derajat celcius.
Insulation class F memiliki standar suhu ruangan (ambient temperature) 40 derajat celcius, peningkatan suhu (rise temperature) yang diperbolehkan saat beban puncak 105 derajat celcius, titik terpanas (hot spot) dalam lilitan 10 derajat celcius. Sehingga maksimal pengorasian yang diperbolehkan untuk insulation class F sebesar 155 derajat celcius.
Insulation class H memiliki standar suhu ruangan (ambient temperature) 40 derajat celcius, peningkatan suhu (rise temperature) yang diperbolehkan saat beban puncah 125 derajat celcius, titik terpanas (hot spot) dalam lilitan 15 derajat celcius. Sehingga maksimal pengoprasian yang diperbolehkan untuk insulation class H sebesar 180 derajat celcius.
Cara menghitung standar panas motor listrik
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung standar maksimal panas pada motor listrik didapat dari menambahkan suhu ruangan (ambient temperature), peningkatan suhu (rise temperature) yang diperbolehkan dan titik terpanas (hot spot) dalam lilitan motor.
baca juga : mengatasi ampere motor tinggi
Semoga uraian singkat ini dapat menambah wawasan kita dan membantu siapapun yang mencari informasi ini. Bila ada kekurangan pada tulisan ini, ada dapat menambahakan pada kolom komentar agar kita semua mendapat manfaatnya. Salam …